Sekolah dasar beralih menjadi pondok pesantren di Tanah Laut. Tantangannya beragam. Berikut kisahnya.
PELAIHARI, Poros Kalimantan – Pada mulanya sekolah dasar. Yakni SD Kayu Abang 2. Lokasinya di Jalan Transmigrasi RT.05, Desa Kayu Abang, Kecamatan Tambang Ulang, Kabupaten Tanah laut. Sekelilingnya penuh rawa-rawa.
Nasibnya berubah saat tak ada lagi siswa bersekolah di situ. Oleh dinas terkait, sekolah ditutup.
Setelah mangkrak selama beberapa tahun, pada 2019 bangunan itu dihibahkan Pemkab Tanah Laut. Bukan hanya tanah dan bangunan, rumah dinas guru juga dihibahkan.
Sejak itu bangunan kemudian mengalami transformasi luar biasa. Lahir kembali sebagai pondok pesantren (ponpes) dan diberi nama Rubath Riyadhus Sholihin.
Ponpes ini memiliki daya tarik tersendiri. Walau berjarak sekitar 3 Km dari jalan utama, jalannya sudah beraspal dan dikelilingi pemandangan indah areal persawahan.
Namun, lokasi yang berada di daerah rawa dan dataran rendah juga menghadirkan tantangan. Terutama saat banjir tahunan datang.
Untungnya pihak ponpes bijak. Mereka mampu mengatasi masalah ini dengan melakukan pengurukan tanah pada halaman depan gedung belajar.
Ponpes ini dipimpin Ustaz Zainal Abidin. Semula ia seorang pengajar di beberapa ponpes dan majelis taklim. “Setelah ponpes ini berdiri, saya baru benar-benar fokus mengurusnya,” katanya kepada penulis poroskalimantan.com.
Lalu apa yang membuat Ponpes Rubath Riyadhus Sholihin menarik? Kata Ustaz Zainal, para santri yang menghuni ponpes ini punya karakter beragam.
Lingkungan ponpes ini kaya dengan keceriaan dan kepolosan. Terkadang diperlihatkan juga sisi keteraturan dan ketegangan.
“Beragam sifat karakter santri terkadang menghibur. Tapi ada kalanya tingkah laku mereka nakal dan susah diatur,” tuturnya.
Hingga kini jumlah santri 38 orang, terbagi putra dan putri. Beberapa santri menetap, sebagian pulang pergi.
Menariknya, di antara para santri, ada 5 dari Nusa Tenggara Barat (NTB). Mereka merupakan anak dari guru-guru ulama. Selain itu 2 santri dari Kalimantan Timur (Kaltim).
Hal ini menunjukkan bahwa daya tarik ponpes ini merentang hingga ke berbagai daerah di Indonesia.