MARTAPURA, Poros Kalimantan – Seiring pembatasan sosial di Kabupaten Banjar telah dilonggarkan, namun penanganan wabah covid-19 di Kabupaten Banjar terkesan kian melemah.
Berdaasarkan kondisi di lapangan yang terlihat, tendon dan wastafel sebagai tempat cuci tangan yang ditempatkan dibeberapa titik di kawasan umum ini, tampak tak terawat dan kotor.
Bahkan sebagian tendon dan tempat handsanitizer terlihat kosong, begitu pula kondisi keran airnya bocor hingga hilang karena terlepas.
Saat dikonfirmasi terkait permasalahan tersebut, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banjar HM Irwan Kumar, melalui Sekretarisnya Azhar Alamsyah menjelaskan, BPBD yang tergabung dalam satuan Satuan Gugus Percepatan Penanggulangan Corona Virus Disease (GTPP Covid-19) hingga saat ini terus melakukan upaya Pencegahan dan Pengendalian penyebaran wabah Covid-19 di Kabupaten Banjar.
“Bahkan, tim kami tetap melakukan pengisian terhadap tendon-tendon yang difungsikan sebagai tempat cuci tangan,” ucapnya, Selasa, (1/12/2020) sore.
Ketika ditanya mengapa ada sebagian tendon dan tempat hendsanitizer terlihat kosong, hingga wastafelnya kotor, serta keran air bocor, bahkan kerannya terlepas hingga hilang seperti tidak ada perawatan?
Azhar pun mengatakan, kewenangan BPBD Kabupaten Banjar hanya melakukan pengisian terhadap air tendon yang ditempatkan di kawasan publik.
Baik tendon yang difasilitasi BPBD, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) sebanyak 10 unit tendon dengan kapasitas 1.200 Liter Air, Dinas PUPR Kabupaten Banjar sebanyak 25 unit tendon dengan kapasitas tampung sekitar 200 Liter, dan sekitar 6 unit tendon dari Dinas Kehutanan (Dishut) Provinsi Kalsel.
“Tugas kami hanya menyediakan tendon dan melakukan pengisian. Tapi, terkait fasilitas lainnya seperti penempatan, wastafel sabun handsanitizer dan perawatannya, bukan kewenangan kami.