BARABAI, Poros Kalimantan – Nasib petani di Desa Teluk Mesjid, Kecamatan Haruyan, Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST) di ujung tanduk.
Pasalnya, akibat kekeringan ekstrim yang melanda, padi terancam gagal panen. Padahal sebelumnya, Desa Teluk Mesjid optimis.
Bahkan mereka dapat bercocok tanam 2 kali dalam setahun. Sebab, aliran irigasi Haruyan Dayak yang mengairi persawahan sekitar.
Optimis itu seketika berubah pesimis belaka. Sumber air utama pertanian itu kini tak mengalir lagi.
Masyarakat pun mesti putar otak. Mengatasi situasi ini? Mereka memakai dua mesin dompeng untuk menyalurkan air yang ada di sungai melalui pipa paralon. Jaraknya 300 meter.
Hanya saja ada dua masalahnya. Pertama, cara ini tak murah. Perlu banyak biaya. Terutama untuk membeli bahan bakar solar untuk menyalakan mesin dompeng.