BALI, Poros Kalimantan – Berdasarkan data, penyerapan tenaga kerja di Indonesia ditopang oleh Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Hal ini ditunjukkan dari data Kementerian Koperasi dan UKM RI. UMKM menyerap 119,6 juta tenaga kerja, atau 96,92 persen dari total angkatan kerja di Indonesia.
Kendati demikian, potensi besar UMKM sebagai motor perekonomian Indonesia dapat dikembangkan melalui optimalisasi di segmen mikro dan ultra mikro. Hal tersebut menjadi salah satu pembentukan Holding Ultra Mikro, dimana Bank Rakyat Indonesia (BRI) sebagai induk holding, bersama PT Pegadaian dan PT Permodalan Nasional Madani (PNM) yang memiliki customer base kuat di sektor tersebut.
Direktur Bisnis Mikro BRI Supari mengungkapkan, Holding Ultra Mikro akan mampu menyapu pelaku usaha ultra mikro melalui konsep pemberdayaan holistik yang disiapkan. Diakuinya, customer base BRI setelah Holding Ultra Mikro mampu melejit mencapai 33 juta dan akan terus diberdayakan agar Naik Kelas.
“Mereka kita sapu semua dengan konsep pemberdayaan yang frameworknya itu sudah baku di BRI. Kemudian kamu literasi dengan sentuhan bisnis sedikit saja, maka kapabilitas dan kapasitasnya akan naik luar biasa. Kalau sudah naik, mereka berpotensi menyerap tenaga kerja lebih besar lagi,” ungkapnya dalam Financial Inclusion Talk, acara mendukung presidensi G20 yang digagas oleh BRI.
Supari menjelaskan, BRI telah melakukan perubahan bisnis model dalam mendukung strategi go smaller, go faster, go shorter. Kalau dulu lebih banyak di pembiayaan, saat ini pembiayaan dijadikan bagian dari pemberdayaan.
“Pemberdayaan Ultra Mikro yang juga melalui pembiayaan akan berpotensi meningkatkan penyerapan tenaga kerja. Serta meningkatkan kesejahteraan dan menanggulangi kemiskinan,” tambahnya.