BARABAI, Poros Kalimantan – Kasus Tuberkulosis (TBC) di Kabupaten Hulu Sungai Tengah tak main-main. Peringkat tiga tertinggi di Kalsel.
Pertama, Kota Banjarmasin dengan jangkauan angka 88,9% penderita. Disusul, Banjarbaru dengan angka sekitar 72,8%. Kemudian dibuntuti HST dengan angka sekitar 70,5%.
Ada 33 kasus ditemukan sepanjang tahun 2023 hingga Maret 2024 di HST. Terbagi 19 pasien laki-laki, dan 14 pasien perempuan. Bayi hingga orang dewasa.
Kata Kabid Pelayanan Medik dan Penunjang Medik RSUD H Damanhuri Barabai, dr Era Ery Dhani, penanganan saat ini telah dilakukan pihaknya
“Kami telah siapkan khusus dengan ruang perawatan yang dilengkapi sistem ventilasi sesuai standar. Hal ini dilakukan untuk mencegah penyakit menular melalui udara,” jelasnya, Sabtu (13/4/2024).
Dijelaskannya, TBC disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis (MTB). Dampaknya menyebabkan gangguan pernapasan serius, seperti batuk kronis, sesak napas hingga berdarah pada dahak.
Gejala lainnya yakni demam, penurunan berat badan, serta kelelahan yang tidak lazim.
Eka bilang ada beberapa pencegahan. Seperti misal, menjaga kebersihan dan kesehatan diri. Serta menerapkan etika batuk dan bersin yang baik
“Pencegahan juga melibatkan penemuan segera pasien TBC untuk memutus rantai penularan,” ujarnya.
Bagi mereka yang telah terinfeksi, menurutnya pengobatan teratur dan pola makan sehat bisa membantu penyembuhan.
“Tapi perlu diingat jika risiko penularan kembali tetap ada. Terutama bila daya tahan tubuh menurun atau kontak terus-menerus dengan penderita TBC tidak diobati,” tutupnya.
Reporter : Akbar Rizaldi
Editor : Musa Bastara