oleh: TIM PENGABDIAN MASYARAKAT ULM
Belum hilang kesedihan petani gagal panen akibat banjir besar yang merendam tanaman padi di hampir Sebagian besar kawasan Kalimantan selatan, berakibat padi yang belum dipanen dan sudah dipanen terendam pada tahun awal tahun 2021 yang lalu. Pada tahun 2022 ini kembali musibah terjadi. Bukan karena banjir lagi tapi akibat gangguan penyakit pada pertanaman padi yang sudah membuat petani menderita dan mulai putus asa.
Harapan tanam padi akan memberikan hasil untuk petani bisa tersenyum ternyata tinggal khayalan belaka. Demikian pula yang dialami petani padi di Desa Tajau Landung saat ini sedang bersedih karena padi yang mereka tanam layu dan kerdil sejak tanaman masih muda. Tanaman semakin memendek (Tahantak menurut istilah petani banua).
Anjuran penyuluh untuk memberi pupuk bisa membuat tanaman tumbuh kembali tapi ternyata setelah tanaman padi masuk masa generatif, malai yang membentuk bulir sedikit tak sesuai seperti biasa tanaman tumbuh normal. Menurut Supiani salah seorang petani di desa tersebut penurunan produksi mencapai sekitar 60% atau terjadi, penurunan minimal labih separu hilang ujar beliau sambil menunjukkan kondisi padi di sawah miliknya yang menguning dan tahantak (tumbuh kerdil). Melihat realita permasalahan ini Tim Dosen Program Studi Proteksi Tanaman Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru Prof. Dr. Ismed Setya Budi, MS., Dr. Ir. Mariana, MP., Ir. Elly Liestianie, MP turut berpikir keras dan berupaya untuk membantu mengurangi kesedihan petani. Alhamdulillah berkat dukungan Rektor ULM melalui Program Dosen Mengabdi (PDWA) yang diluncurkan sejak tahun 2020 hingga sekarang 2022 banyak nasib petani yang bisa terbantu terkait teknologi dan keterampilan yang bisa ditransfer para peneliti ULM ke masyarakat.