RANTAU, Poros Kalimantan – Angka prevalensi stunting di Tapin mencapai 33,5 persen. Menjadi tertinggi kedua di Kalsel.
Persentase itu bahkan juga lebih tinggi dari prevalensi rata-rata provinsi. Yang hanya bertengger di angka 30 persen.
Berdasarkan standar stunting WHO, prevalensi kurang dari 20 persen termasuk rendah. Sedangkan 20 hingga 29 masuk kategori sedang. 30 sampai 39 tinggi dan 40 ke atas tergolong sangat tinggi.
Mengacu parameter WHO itu, Tapin maupun Kalsel memiliki angka stunting tergolong tinggi.
Karena itu juga, Tapin jadi salah satu kabupaten di Kalsel yang masuk zona merah stunting. Selain Tanah Laut, Balangan, Batola dan Banjar.
Dalam rembuk stunting, Selasa (21/6/2021) siang, Bupati Tapin, Muhammad Arifin Arpan mengatakan. Kondisi kurang gizi itu akan berimbas pada fisik, fungsi kognisi dan motorik anak.