Diterangkannya, pada tahun yang sama, Walhi Sulsel bersama perempuan-perempuan Pulau Kodingareng melakukan aksi di depan Kantor Gubernur Sulsel. Bahkan hingga harus tidur bermalam di depan Kantor Gubernur.
Hal ini untuk dapat berdialog dan berdiskusi langsung, serta menanyakan soal alasan Gubernur akan menerbitkan izin-izin tambang pasir laut bagi perusahaan, yang diduga kuat memiliki kedekatan dengan Gubernur itu sendiri.
“Sayangnya dua malam berturut-turut nelayan dan perempuan-perempuan Pulau Kodingareng tidak kunjung ditemui. Saya masih ingat betul bagaimana perempuan-perempuan Pulau Kodingareng saat itu berdoa, mengaji dan meminta keadilan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, agar gubernur diberi teguran. Itu yang kami sempat lakukan, berdoa lalu kemudian mengharapkan ada keadilan bagi masyarakat pesisir pulau-pulau kecil, serta nelayan tradisional yang cenderung miskin ini,” urainya.
Dibeberkannya, penangkapan Gubernur Sulsel, Nurdin Abdullah ini merupakan jawaban atas seluruh doa-doa dan harapan mereka. Pihaknya berharap ada perubahan yang mendasar.
“Ini gubernur diberi teguran dan diberi sanksi yang serupa atas apa perbuatannya kepada masyarakat,” tutupnya.
Editor : Zepi Al Ayubi