MOSKWA, Poros Kalimantan – Rusia menyatakan pada Senin, (28/2/2022) bahwa mereka dapat meredam sanksi Barat atas invasinya ke negara tetangga Ukraina.
Seperti dilaporkan AFP, klaim itu dilontarkan ketika Presiden Vladimir Putin berkumpul dengan para pejabat untuk membahas gejolak ekonomi dari perang yang telah berlangsung selama lima hari itu.
“Sanksi Barat terhadap Rusia keras, tetapi negara kami memiliki potensi yang diperlukan untuk mengompensasi kerusakan,” kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov kepada wartawan.
Peskov menambahkan bahwa Putin akan mengelola situasi ekonomi dan bertemu dengan menteri-menteri kunci.
“Realitas ekonomi telah berubah secara signifikan. Rusia telah secara sistematis mempersiapkan untuk waktu yang cukup lama untuk kemungkinan sanksi, termasuk sanksi terberat yang sekarang kita hadapi,” ujarnya, seraya menambahkan bahwa Rusia telah mengambil langkah-langkah untuk mempersiapkannya.
Hukuman finansial yang berat yang dijatuhkan oleh Barat telah membuat rubel jatuh, dengan mata uang Rusia anjlok 20 persen terhadap dolar pada perdagangan tengah hari.
Bank sentral Rusia menaikkan lebih dari dua kali lipat suku bunga utama menjadi 20 persen untuk mencoba menopangnya.
Sanksi yang menargetkan sektor keuangan Rusia dimaksudkan untuk mengubah perhitungan Kremlin. Namun di lapangan, sekitar 100.000 tentara Rusia yang diperkirakan berada di dalam Ukraina melanjutkan serangan mereka dari utara, timur dan selatan.
Rusia menginvasi Ukraina pada 24 Februari, mengirimkan gelombang kejut ke seluruh dunia.
Pasukan Ukraina, yang didukung oleh senjata Barat, terus melawan serangan Rusia, sehari setelah Putin memerintahkan pasukan nuklir negara itu dalam siaga tinggi.
Ditanya apakah komandan militer Kremlin dan Rusia puas dengan serangan sejauh ini, Peskov mengatakan: “Saya tidak berpikir sekarang adalah waktu untuk berbicara tentang hasil operasi atau efektivitasnya. Anda harus menunggu penyelesaiannya.” []
Sumber: beritasatu
Editor: Ananda Perdana Anwar