Untuk itu, lanjut Erick, sejumlah BUMN yang bergerak dalam teknologi digital sekarang sedang dipacu untuk mempersiapkan ekosistem dan infrastruktur digital di Indonesia. Sekaligus juga mempersiapkan talent-talent digital untuk mengisi hal tersebut.
Sementara itu, Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani menegaskan bahwa Banyuwangi berkomitmen penuh untuk mengembangkan digitalisasi di daerahnya.
Hal tersebut sebagai upaya untuk melipat jarak dalam memberikan layanan publik.
“Kami telah merasakan manfaat dari digitalisasi ini. Di wilayah kami yang luas, kami berusaha untuk memberikan layanan publik yang mudah dijangkau oleh masyarakat. Oleh karena itu, digitalisasi ini menjadi inovasi yang terus kami kembangkan,” ujar Ipuk.
Salah satunya, imbuh Ipuk, adalah dengan mengembangkan ‘smart kampung’. Dengan program ini mendorong pemerintah hingga level desa mulai beradaptasi dengan teknologi digital.
Hal ini juga didukung dengan peningkatan infrastruktur digital ke desa-desa di Banyuwangi.
“Berbagai inovasi juga sebagai ikhtiar memitigasi kenaikan kemiskinan di masa pandemi. Hasilnya, laju kenaikan kemiskinan Banyuwangi tercatat yang terendah di Jatim, yaitu hanya 0,01 persen di masa pandemi. Pertumbuhan ekonomi juga rebound dari minus 3,58 persen pada 2020 menjadi 4,08 persen pada 2021,” jelas Ipuk. []
Sumber: merdeka
Editor: Ananda Perdana Anwar