BANJARBARU, Poros Kalimantan – Petani di Kelurahan Landasan Ulin Utara (Laura), Kota Banjarbaru alami kondisi tidak menguntungkan. Harga jual sayur di pasaran anjlok.
Hal serupa dirasakan juga para petani binaan Masyarakat Produsen Pangan Indonesia (MPPI) Laura. MPPI Laura merupakan turunan dari program Global Wakaf – Aksi Cepat Tanggap (ACT), yang berjumlah 34 orang. Santoso salah satunya, ia mengatakan, harga jual sayur jenis sawi dan daun sop yang ia tanam harganya terjun bebas.
“Kalau harga sekarang, paling murah satu ikat sayur sawi sekitar Rp800 hingga Rp1.000, normalnya di atas Rp2.000,” tutur Santoso saat ditemui di kebunnya di Kampung Baru, Kelurahan Laura, Kamis, (21/10/2021).
Dikatakan Santoso, kondisi anjloknya harga pasaran sayur telah berlangsung selama setengah bulan terakhir. Tentunya, Santoso khawatir kondisi ini terus berlarut-larut hingga menyebabkan kerugian yang cukup signifikan bagi dirinya maupun petani lainnya.
Selain itu, faktor cuaca juga menjadi penyebab fenomena ini terjadi.
“Saya berharap cuaca bisa kembali normal. Karena biasanya jika cuaca normal, harga jual bisa langsung naik,” tandas Santoso.
Sementara itu, Pendamping Program MPPI Laura, Ustadz Ali Ridho mengakui harga sayur mengalami penurunan selama setengah bulan terakhir, atau di awal bulan Oktober 2021. Terutama harga jual sayur jenis sawi yang harganya anjlok signifikan.
“Bahkan pengamatan kita, harga jualnya ada yang hanya sebesar Rp500 hingga Rp1.000 per ikat yang dibayar oleh pedagang. Tentunya kita sangat miris melihat fenomena seperti ini, karena para petani sangat berharap hasil panen sayur bagus, harga jualnya juga bagus,” ujar Ustadz Ali.