“Indonesia menduduki urutan 37 ancaman teror. Jadi mari menciptakan keadaan yang kondusif demi keutuhan NKRI. Semua elemen harus bersinergi demi menjaga Kamtibmas,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua MUI Hulu Sungai Selatan KH Muhammad Riduan Basri atau Guru Kapuh menyampaikan, pentingnya rasa toleransi untuk mengantisipasi terjadinya paham-paham baru yang dapat menimbulkan konflik. Menurutnya, semakin tinggi toleransi, maka semakin jauh dari radikal.
“Terorisme merupakan bahaya laten. Tidak kelihatan, tapi berbahaya. Semakin tinggi toleransi, maka akan semakin jauh dari radikal. Toleransi yang dimaksud disini adalah, meyakini apa yang menurut kita benar, tanpa menyalahkan keyakinan orang lain,” kata Guru Kapuh.
Ketua DPC FKPP Kabupaten HSS Fahmi SPdi, mengapresiasi dan mengucapkan terimakasih kepada Polda Kalimantan Selatan yang telah memberikan sosialisasi tentang pentingnya kewaspadaan terhadap bahaya radikalisme dan terorisme.
“Alhamdulillah hari ini banyak informasi yang kita dapatkan. Ini penting bagi kita, dalam rangka menangkal paham radikalisme,” kata Ustadz Fahmi.
Menurut ustadz Fahmi, Pondok pesantren merupakan benteng terbaik bangsa Indonesia dalam memerangi paham radikalisme dan terorisme yang mengancam persatuan dan kesatuan bangsa.
Oleh karena itu, dengan hadirnya FKPP Kabupaten HSS, segala persoalan yang menyangkut kasus radikalisme akan dibahas secara solutif dalam forum tersebut.
“Di HSS ada FKPP. Jadi segala permasalahan radikalisme dibahas nantinya akan kita bahas disana, sehingga paham-paham tersebut bisa kita atasi,” tambahnya.
Acara silaturrahmi yang juga dihadiri pihak Kodim 1003 Kandangan dan Perwakilan Pemerintah Kabupaten HSS tersebut digelar dengan penerapan protokol kesehatan ketat. Dalam kesempatan itu, Kompol I Wayan Suwardiasa juga menyerahkan sejumlah bingkisan kenang-kenangan kepada perwakilan seluruh pondok pesantren yang ada di Kabupaten HSS. []
Penulis: Arbani
Redaktur: Ananda Perdana Anwar