BANJARMASIN, Poros Kalimantan – 17 tahun lalu. Tepatnya pada tanggal 7 September. Aktivis hak asasi manusia (HAM), Munir Said Thalib tewas keracunan. Dalam pesawat Garuda Indonesia saat penerbangan menuju Amsterdam.
Hingga kini, bagi para aktivis, kejadian tersebut tak akan pernah dilupakan. Aksi simbolik menolak lupa kasus kematian pria kelahiran Malang 1965 itu digelar. Menjadi agenda tahunan di berbagai daerah, termasuk di Kalsel.
Seperti yang digelar puluhan mahasiswa UIN Antasari Banjarmasin. Yang dimotori DEMA UIN Antasari, Selasa (7/9/2021) malam di gerbang kampus mereka sendiri.
Tutujuannya sama. Mengingat kembali perjuangan yang pernah lakukan sang panutan (Munir). Dan menolak lupa atas kasus kematiannya tak kunjung ending.
Aksi ini ditandai dengan dinyalakannya 1.000 lilin. Juga diisi sesi diskusi, untuk mereka mengingatkan bahwa satu tahun lagi kasus kematian Munir expired. Artinya penanganan kasusnya bakal dihentikan.
“Semua anak bangsa akan menanggung aib apabila kasus ini tidak dituntaskan oleh negara dalam satu tahun ke depan,” kata salah satu peserta aksi.
Peserta aksi lainnya juga mengingatkan, tugas mahasiswa tidak hanya untuk menolak lupa. Tapi juga melanjutkan perjuangan yang pernah dilakukan Munir.