PELAIHARI, Poros Kalimantan – Bahan bakar minyak (BBM) solar bersubdisi bagi nelayan, diduga tak tepat sasaran.
Seharusnya kouta yang dikirim 65.000 liter. Hanya sebanyak 42.080 tersalurkan. Artinya, masih ada sisa 22.920 liter lagi.
Hal ini jadi kecurigaan nelayan di Desa Kuala Tambangan, Kecamatan Takisung. Mereka mempertanyakan; ke mana perginya sisa solar bersubsidi PT Pertamina itu.
“Kami sudah melayangkan surat soal perkara ini ke DPRD Tala,” kata Nasrun, salah seorang nelayan, Selasa (21/3/23).
Sebanyak 193 kapal jenis PS dan DF. Masing-masing mendapatkan solar subsidi 200 liter per bulan. Jadi total 38.600.
Selain itu, 29 buah kapal jenis kelotok (perahu mesin, red) menerima 120 liter per bulan. Total ada 3.480.
“Jika dikalkulasikan seluruhnya, maka ada sebanyak 42.080 liter,” ujar Nasrun.
Faktanya, masih ada 22.920 liter lagi. Bahkan nelayan menganggap, BBM yang dibagikan hanya cukup digunakan selama 3 hari belaka.
“Hasil kesepakatan pada 14 Okober 2022 lalu, sisa 22.920 liter itu dibagikan saja merata kepada nelayan.” ujar Nasrun, lagi.