JAKARTA, Poros Kalimantan – Hari Isra Miraj adalah momentum penting umat Muslim. Isra Miraj dikenal sebagai perjalanan spiritual Nabi Muhammad SAW yang terjadi di malam 27 Rajab.
Pada momentum itulah, Rasulullah SAW dinaikkan ke langit ketujuh menuju Sidratul Muntaha dan menerima perintah salat.
Semula Nabi Muhammad melakukan perjalanan dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa (Baitul Maqdis).
Menurut hadits yang paling kuat diriwayatkan, saat itu Rasulullah mengendarai buraq–sejenis hewan berwarna putih yang tubuhnya lebih besar dari keledai dan lebih kecil dari bagal–sampai tiba di Baitul Maqdis.
Setibanya di Baitul Maqdis, ia menambatkan buraq itu dan masuk ke Masjidil Aqsa untuk mendirikan salat dua rakaat.
Setelah keluar, Malaikat Jibril mendatanginya sambil membawakan segelas arak dan segelas susu. Ia lantas memilih susu dan Jibril berkata, “Engkau telah memilih fitrah.”
Setelah itu, Allah SWT menaikkan Rasulullah dengan Malaikat Jibril ke langit pertama. Jibril pun meminta penjaga pintu langit agar membukakan pintunya. Malaikat penjaga pintu bertanya, “Siapa kamu?”
Jibril menjawab, “Aku Jibril.”
Penjaga langit bertanya lagi, “Siapa yang bersamamu?”
Dia menjawab, “Muhammad.”
Penjaga pintu langit kembali bertanya, “Apakah dia diutus (untuk naik menghadap Allah?)”
Jibril menjawab, “Dia memang diutus (untuk naik menghadap Allah).”
Pintu langit itu pun terbuka. Di langit pertama, beliau bertemu dengan Nabi Adam AS yang menyambutnya dan mendoakan kebaikannya.