Wisata alternatif ini menurut dia, cukup layak dikunjungi. “Entah orang tua atau anak sekolahan, ini sangat rekomendasi sekali sih. Kedalaman air juga sebatas pinggul aja, jadi aman,” imbuhnya.
Mega berharap Pemerintah Tanbu supaya segera membuka dan mengelola tempat wisata Sungai Alut ini. Mengingat di Tanbu sendiri belum ada wisata air sungai asli semacam ini.
“Tentunya ini akan lebih bagus jika benar-benar dikelola oleh pemerintah daerah deengan memberikan fasilitas dan sarana prasarana agar semakin menjadi magnet wisatawan. Hal ini juga bisa membuat pendapatan daerah bertambah,” tutupnya.
Sementara itu bagi Hasan, hal ini menjadi peluang usaha. Ia melihat potensi Sungai Alut sebagai wisata air, lantas mencoba membawa beberapa ban dari kecamatan Loksado. Ban itu memang rencana ia sewakan. Eh, ternyata tidak diduga, peminatnya cukup ramai.
“Wisata ini belum ada namanya. Pengunjung ya cuma tahunya Sungai Alut saja,” ujarnya.
Untuk mendapat memesan jasa sewa ban Hasan ini, pengunjung cukup membayar Rp25 ribu hingga Rp50 ribu. Ia mangkal setiap akhir pekan, mulai jam setengah 9 pagi.
Sumber: Desi
Editor: Musa Bastara