MARTAPURA, Poros Kalimantan – TIM Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) Kabupaten Banjar yang dipimpin Kepala Dinas Komunikasi Informatika Statistik dan Persandian Kabupaten Banjar, HM Aidil Basith menyampaikan, hasil Survei Opini Publik tentang Akseptabilitas Masyarakat Kabupaten Banjar terhadap informasi Covid-19.
Hasil survei tersebut disampaikan pada pada konferensi pers (vidcon) GTTP Covid-19 Kabupaten Banjar bersama Jurnalis Banjar di Command Center Barokah, Pendopo Bupati Banjar, Martapura, Selasa (28/7).
HM Aidil Basith mengatakan, berdasarkan hasil survei masyarakat Kabupaten Banjar, telah mengetahui apa itu Covid-19 dan cara pencegahannya.
“Hasil dari Kuisioner Tim KIE kita bahwa masyarakat telah mengerti apa itu covid-19 dan pencegahannya seperti menjaga jarak, menggunakan masker, rajin mencuci dan protokol kesehatan lainnya,” ucapnya.
Dia menerangkan, dari hasil resume sementara ini, pihaknya menemukan hampir 20 persen masyarakat tidak tahu terkait protokol kesehatan dan ini menjadi sasaran pihaknya untuk lebih meningkatkannya.
Pihaknya juga akan bergerak kembali bersama Kemenag Kabupaten Banjar. Agar masyarakat menerapkan protokol kesehatan (prokes) waktu salat tidak hanya pada sholat jumat saja.
“Karena kita melihat pada salat lima waktunya, masyarakat tidak menerapkan prokes, kita tidak ingin penularan terjadi di Masjid. Oleh karena itu, kita bergerak dari masjid ke masjid untuk mengedukasi kembali,” jelas Basith.
Sementara itu, Kabid Informasi dan Komunikasi Publik (IKP) Kominfo Banjar, Eddy Elminsyah Jaya menerangkan, bahwa survei tersebut dilakukan dua metode secara daring dan tatap muka, dimana periode survei dari 23 hingga 25 Juni 2020 dengan melibatkan sebanyak 227 responden.
“Target responden yang berada di enam Kecamatan yang memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dengan metode Purposive Random sampling, dimana tingkat kepercayaan 95 persen,” bebernya.
Eddy menyampaikan, didalam survei tersebut kita memberikan 20 pertanyaan kepada responden, dimana dari 20 pertanyaan tersebut pihaknya memilih lima pertanyaan yang paling penting menggambarkan bagaimana masyarakat menerima informasi Covid-19, khususnya di Kabupaten Banjar.