KIEV, Poros Kalimantan – Otoritas Ukraina mengatakan pasukan Rusia mengebom sebuah sekolah di Mariupol pada Minggu, di mana ratusan orang, termasuk anak-anak dan perempuan, berlindung, ketika Moskow terus menggempur kota pelabuhan yang terkepung itu.
“Kemarin, penjajah Rusia menjatuhkan bom di sebuah sekolah seni Nomor 12,” jelas dewan kota Mariupol melalui Telegram pada Minggu, dikutip dari Al Jazeera.
Dewan kota menambahkan, 400 perempuan, anak-anak, dan lansia berlindung di sekolah itu dari gempuran pasukan Rusia. Disebutkan juga gedung sekolah yang berlokasi di wilayah timur kota itu hancur.
“Warga sipil yang damai masih berada di bawah reruntuhan,” ujarnya.
Pasukan Rusia masuk semakin jauh ke kota strategis itu, yang telah digempur selama berhari-hari dan mengalami pemutusan jaringan komunikasi.
Pemerintah kota juga mengatakan beberapa penduduk Mariupol “diambil paksa Rusia (dan) mengambil paspor mereka dan diberikan selembar kertas yang tidak memiliki bobot hukum dan tidak diakui seluruh dunia.”
Penasihat Wali Kota Mariupol, Petro Andryuschenko mengatakan para penduduk dipindah ke kota-kota di Rusia seperti Vladimir dan Yaroslavl.
Rob McBride dari Al Jazeera melaporkan dari kota Lviv, Ukraina barat, kondisi di Mariupol memburuk.