BANJARMASIN, Poros Kalimantan – Forum Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) SE Kalimantan menggelar kongres ke-X sejak 27 Juni 2021 lalu, di Balikpapan.
Kongres ini sedianya berjalan lancar. Namun, sejumlah forum BEM wilayah merasa banyak kecacatan yang terjadi dalam jalannya kongres, hingga memilih walk out (tidak mengikuti kongres).
Salah satu forum BEM wilayah yang secara tegas memutuskan walk out adalah Forum BEM se-Kalimantan Selatan (Kalsel).
Mereka bahkan mengeluarkan pernyataan sikap dalam bentuk rilis tertulis. Pernyataan sikap itu dikeluarkan pada Jumat, 2 Juli 2021. Berikut isinya:
BEM SE-KALIMANTAN SELATAN DAN PULANG LEBIH AWAL DARI KONGRES BEM SEKA KE-X
Kongres BEM SEKA adalah pertemuan besar mahasiswa Se-Kalimantan yang membahas isu strategis masing masing wilayah dan menyamakan persepsi pemikiran serta gerakan untuk skala Kalimantan.
Kongres yang diadakan di Balikpapan saat ini merupakan Kongres yang ke-X dan yang di amanahkan menjadi tuan rumah pada hasil Kongres ke-IX di Sangatta Kalimantan Timur adalah STT Migas Balikpapan. Namun dengan alasan tertentu, ternyata yang mengambil alih kemudian adalah BEM Se-Balikpapan (BEM SEBA) sebagai penyelenggara, dan ini tentunya bertolak belakang dengan keputusan Kongres BEM SEKA yang ke-IX di Sangatta, Kalimantan Timur.
Melihat dari hal tersebut BEM SEKALSEL menilai bahwa keputusan tersebut telah menciderai esensi dan nilai dari forum Mahasiswa Se-Kalimantan itu sendiri, dengan dalih gratis registrasi pada awalnya, tapi nyatanya meskipun registrasi digratiskan pada Kongres ke-X ini, kesiapan penyelanggaran hari ini terlihat dipaksakan dan premature, namun tentunya tak mengurangi apresiasi terhadap panitia.
Kekecewaan lain yang menjadi salah satu dasar Walk Out nya BEM SEKALSEL pada Kongres BEM Se-Kalimantan yang ke-X adalah dengan kesalahan dibahasnya Tata Tertib Persidangan turunan daripada Kongres ke-VIII di Tarakan, Kalimantan Utara. Padahal seharusnya Tatib Persidangan yang dibahas pada Kongres ke-X di Balikpapan merupakan tatib hasil turunan Kongres ke-IX di Sangatta, Kalimantan Timur.
Hal tersebut tentunya adalah sebuah kesalahan yang seharusnya tidak perlu terjadi dalam sebuah forum sebesar Kongres BEM Se-Kalimantan yang kemudian BEM SEKALSEL berpandangan bahwa kesalahan tersebut dianggap menciderai nilai-nilai dari para pendahulu dan menciderai nilai-nilai perbaikan yang berkelanjutan (Suistanable).