Keunggulan di bidang sumber daya energi memberikan janji masa depan bagus untuk investasi. Sebab penggunaan energi terbarukan dari sungai-sungai yang mengalir adalah juga harapan masa depan dunia. “Pemerintah bersama kita juga tengah menggarap Kawasan Industri dan Pelabuhan Internasional (KIPI) di Kabupaten Bulungan yang sudah dicantumkan dalam Perpres 56 Tahun 2018 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional,” ujarnya.
Kehadiran Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2018 tentang Percepatan Pembangunan Kota Baru Mandiri Tanjung Selor, juga menjadi bukti kuatnya perhatian pemerintah terhadap provinsi pemekaran dari Kalimantan Timur ini. “Artinya bahwa pemerintah memberikan dukungan kebijakan politik dan pembiayaan terhadap upaya pembangunan di Kaltara,” ujarnya.
Potensi batu bara Kaltara juga cukup baik. Produksinya mencapai 5,7 juta ton dan produksi mineralnya mencapai 1,3 juta ton dalam setengah tahun. Kapasitas pabrik crude palm oil (CPO) di Kaltara mencapai 590 ton per jam. Potensi pangan Kaltara pun tidak kalahnya. Begitu juga dengan berbagai keunggulan kearifan lokal dan potensi ekoturism yang dimiliki.
“Sejarah warisan Kesultanan Bulungan dan kearifan lokal masyarakat suku Dayak sangat baik. Daya tarik wisata religi, wisata histori lainnya, dan wisata alam di sini juga cukup beragam dan baik untuk wisatawan,” ujarnya.
Pintu Gerbang Penerbangan Internasional
Sektor transportasi di Kaltara juga menunjukkan kemajuan. Tinggal mengusahakan agar Kaltara menjadi pintu gerbang utama Indonesia di wilayah Utara untuk penerbangan internasional. “Kita upayakan itu goal. Saya sudah komunikasikan dengan Pak Presiden,” ujarnya.
Menurut Gubernur, hal itu akan meningkatkan percepatan pembangunan wilayah Kaltara dan wilayah Timur Indonesia pada umumnya. Ke depan juga diupayakan adanya Pelabuhan Samudera di Kaltara untuk mempercepat rantai ekspor komoditas ke negara-negara mitra dagang. “Untuk ekspor, tidak perlu lagi ke Surabaya atau ke Makassar. Itu jadi harapan kami semua,” ujarnya.
Jalur perdagangan itu sebut Gubernur sangat potensial. Karena Kaltara berada di posisi geografis yang sangat strategis, menghadap Laut Sulawesi dan Samudera Pasifik yang memudahkan dan mempercepat ekspor ke Tiongkok, Jepang, termasuk Rusia, dan negara-negara ASEAN.
“Saya rasa tidak cukup waktu untuk menjelaskan semuanya melalui telekonferensi. Sehingga saya mengundang teman-teman Federasi Rusia untuk berkunjung ke Kaltara untuk melihat secara langsung potensi itu. Investor Australia, Jepang, Tiongkok, dan Korea sudah sampai ke Kaltara. Saya harap Rusia juga demikian,” tutupnya.(inr)