Lokomotif perubahan itu bergerak lagi. Kali ini ia bergerak di Partai Golkar. Secara bersamaan, beberapa Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Golkar di berbagai wilayah di Kalsel menggelar Musyawarah Daerah atau Musda pada akhir Januari 2021. Sebagian posisi Ketua DPD berganti. Sebagian lainnya masih sama.
Yang masih sama misalnya terjadi pada para Ketua yang sudah menjabat selama dua periode, namun mendapatkan rekomendasi dari Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar sehingga boleh menjabat hingga tiga periode. Jamak diketahui, ketentuan internal partai yang pernah jaya dan mendominasi dunia politik di Indonesia ini, ketua DPD hanya boleh menjabat selama dua periode.
Di Banjarbaru, melalui Musda yang berlangsung relatif singkat, karena berlangsung dalam suasana pandemi Covid-19. Posisi H AR Iwansyah yang sudah menjabat dua periode digantikan Gusti Rizky Sukma Iskandar Putera.
Jamak diketahui, selain merupakan putera H Gusti Iskandar Sukma Alamsyah, calon Walikota Banjarbaru yang berpasangan dengan AR Iwansyah pada Pilkada Banjarbaru 2020, Gusti Rizky adalah kader Golkar yang berusia relatif muda, 30 tahun.
Sebelum menjadi Ketua DPD Partai Golkar Banjarbaru, Kiki, begitu biasa Gusti Rizky disapa, adalah calon anggota DPRD Kota Banjarbaru pada Pileg 2019 dari Daerah Pemilihan Kota Banjarbaru 4 yang meliputi wilayah Landasan Ulin. Kala itu Kiki tak lolos ke parlemen lokal. Kiki memeroleh suara sebanyak 1.812 suara berada di bawah AR Iwansyah yang meraih 1.948 suara.
AR Iwansyah kemudian menjadi anggota parlemen dan menjabat sebagai Wakil Ketua DPRD Kota Banjarbaru. Memang selama tiga periode menjabat anggota DPRD Banjarbaru, dominasi Iwansyah di Dapil Landasan Ulin ini tak tergoyahkan.
Selama tiga kali Pileg, Iwansyah selalu memeroleh suara terbanyak diantara semua calon di Dapil Kota Banjarbaru 4.
Ketika kemudian Iwansyah maju sebagai calon Wakil Walikota bersama Gusti Iskandar Sukma Alamsyah. Sesuai peraturan perundang-undangan, ia harus mundur dan melepas jabatan Wakil Ketua DPRD Banjarbaru.
Sebelum menjabat Wakil Ketua DPRD, Iwansyah adalah Ketua DPRD Banjarbaru selama dua periode. Namun pada Pileg 2019, jumlah kursi yang diraih Golkar hanya lima, sementara Partai Gerindra memeroleh enam kursi, posisi Ketua DPRD lepas dari genggaman Golkar. Lalu digantikan Gerindra.
Mundur dari DPRD dan maju Pilkada, otomatis Iwansyah mundur dan digantikan Kiki melalui mekanisme Pergantian Antar Waktu (PAW). Kiki dilantik dan diambil sumpah sebagai anggota DPRD Kota Banjarbaru pada Senin (9/11/2020) lalu. Melalui Musda X pada Sabtu (30/1/2021) tadi, Kiki menggantikan Iwansyah sebagai Ketua DPD Partai Golkar.
Banjarbaru periode 2021 – 2026. Golkar Banjarbru pun menapak sejarah baru.
***
Sejarah baru Golkar Banjarbaru kali ini relatif berbeda dengan yang terjadi sebelumnya. Selain dipimpin anak muda, anggota parlemen Banjarbaru dari Golkar kini juga diisi mereka yang segenerasi. Dari lima anggota parlemen dari Golkar, tiga di antaranya kini diisi anak-anak muda –dua melalui mekanisme PAW. Bahkan satu anak muda dari Golkar menjadi Wakil Ketua DPRD Banjarbaru menggantikan AR Iwansyah.
Fakta ini setidaknya mengisyaratkan beberapa hal. Pertama, melalui berbagai peristiwa, sebagian karena kondisi tertentu. Masa depan partai kini berada di tangan anak-anak muda yang secara kualitas dan pengalaman politik relatif masih wajib berproses. Paling tidak sama atau mendekati kualitas para senior mereka.
Karena dalam waktu yang relatif panjang, para senior mereka, baik di partai maupun parlemen Banjarbaru sudah banyak menorehkan jejak langkah yang relatif berpengaruh dan mewarnai peta politik Banjarbaru sejak kota itu terbentuk pada 20 April 1999.
Di masa AR Iwansyah menjadi Ketua DPD Partai Golkar Banjarbaru misalnya, ia cukup dominan mewarnai peta politik Banjarbaru. Kala itu, ia misalnya menjadi bagian triumvirat bersama Almarhum Ndjmi Adhani dan Darmawan Jaya Setiawan. Walau melalui berbagai drama politik, triumvirat itu kemudian menemukan dan harus menjalani jalan dan takdir yang berbeda-beda.
Golkar Banjarbaru juga selama bertahun-tahun mendominasi peta politik Banjarbaru. Baik semasa dipimpin Almarhum Arie Sophian dan AR Iwansyah, Golkar selalu menjadi pemenang Pileg di Banjarbaru. Pada Pileg 2019 Golkar meraih sebanyak 22.143 suara di atas Gerindra (20.147 suara) dan menempatkan lima wakilnya di parlemen. Namun karena suara Golkar tidak merata di semua Dapil, kursi yang diperoleh lebih sedikit dari Gerindra.
Pada Pileg 2014, Golkar menjadi pemenang. Golkar meraih 16,435 suara atau 16,32 persen, disusul PDI Perjuangan 15.334 suara atau 15,21 persen, dan Gerindra 13.633 suara atau 13,52 persen. Golkar yang meraih lima kursi berhak menjadi Ketua DPRD Kota Banjarbaru. Capaian ini juga terjadi pada Pileg tahun-tahun sebelumnya.
Di parlemen, Golkar Banjarbaru juga cukup mewarnai peta politik. Kader-kader seniornya cukup berhasil menjalankan tujuh fungsi partai politik. Fungsi artikulasi politik misalnya berlangsung cukup baik. Begitu juga dengan fungsi agregasi dan rekruitmen politik.
Kini, seperti musim yang terus berganti, satu-satu daun berguguran, tunas-tunas muda pun bertumbuhan. Zaman milenial dengan segala konsekuensinya pun terjadi. Perubahan besar di kota kecil seperti Banjarbaru pun berlangsung.
Yang jadi soal kemudian, anak-anak muda itu kini tak boleh berleha-leha. Mereka misalnya harus tetap menjalin komunikasi dan belajar banyak dari tokoh-tokoh Golkar di Banjarbaru dan Provinsi yang secara politik memiliki basis tradisional. Tantangan ke depan bagi politik juga partai kian berat. Jangan sampai waktu mengadili anak-anak muda itu.
Editor : Zepi Al Ayubi