BANJARBARU, Poros Kalimantan – Ingat penyerangan napi di Lapas Cebongan, Yogyakarta, tahun 2013 lalu? Pelakunya mantan anggota Kopassus. Yakni Serda Ucok.
Bermula kasus pengeroyokan yang membuat Serka Heru Santoso tewas di lantai Hugo’s Cafe Yogyakarta, 19 Maret 2013.
Salah seorang pelakunya Dicky. Ia turut menganiaya Serka Heru dan menyeret tubuhnya menuju pintu keluar.
Serda Ucok mendengar kabar itu. Ia emosi. Kemudian bersama Serda Sugeng dan Koptu Kodik, mereka merencanakan pembalasan.
Serda Ucok berhasil mengumpulkan 12 prajurit. Siap melancarkan operasi.
Sabtu, 23 April 2013, mereka pergi ke lapas Cebongan berbekal beberapa pucuk senjata. Tiga senjata AK-47, dua replika AK-47, pistol, dan beberapa peledak berupa granat.
Masing-masing mengenakan penutup muka dan juga rompi. Lalu tepat jam 12 malam, mereka tiba di depan gerbang lapas dan mengaku aparat dari Polda Yogyakarta.
Setelah merangsek masuk, mereka menanyakan soal lokasi ditahannya kelompok Dicky. Petugas sipir sempat curiga. Tapi karena diancam, mereka akhirnya membuka pintu lapas.
Pasukan menguasai bangunan. Tak perlu waktu lama mereka mendapatkan informasi di mana kelompok Dicky ditahan. Mereka juga berhasil mengambil paksa kunci ruang tahanan.
Tiga orang yang dipimpin oleh Serda Ucok bergerak ke pintu blok A5, di mana terdapat 35 orang narapidana (Napi) di dalamnya.
Begitu sampai di ruang tahanan, Serda Sugeng dan Koptu Kodik berjaga. Sementara Serda Ucok masuk ke dalam ruangan dengan menenteng AK-47.
“Yang bukan kelompok Dicky minggir!” Serda Ucok berseru.