Oleh DR (Cabd) KH. Nasrullah. A.R. S.Pd I, S.H,. M.H.
Supaya tidak gagal paham dan liar, maka tulisan saya kali ini tentang Konferwil terpaksa agak panjang.
Saya harus menceritakan secara utuh dan konfrehensif agar tidak baper, emosional, apalagi penuh syak wasangka yang tidak menunjukan sikap dewasa. Utamanya, agar tidak menjadi citra negatif NU di ruang publik.
Faktor Internal Proses Konferensi Wilayah PWNU IX Kalsel
Pada hari Sabtu, 11 Maret 2023 lalu, dengan agenda persiapan Konferwil dan hal-hal lain. Serta pembagian surat keputusan struktural kepanitiaan yang hasilnya memutuskan acaranya dilaksanakan setelah hari raya Idul Fitri tanggal 11, 12, 13 dan 14. Tapi dikarenakan sesuatu dan lain hal, maka jadwal berubah.
Kemudian Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Provisi Kalimantan Selatan mengundang panitia, yang sudah terbentuk untuk rapat kembali. Ini sekaligus pula acara halal bil halal pada Minggu, 21 Mei 2023, di Aula Gedung Da’wah NU Kalimantan Selatan.
Hasil rapat memutuskan Konferensi Wilayah dilaksanakan mulai hari kamis hingga Minggu. Tanggalnya 8,9,10 dan 11 Juni 2023, atau bertepatan dengan 19,20,21 dan 22 Dzulqa’dah 1444 Hijriyah.
Pelaksanaannya bertempat di Pondok Pesantren Rasyidiyah Khalidiyah Amuntai. Pondok pesantren tertua di Kalimantan yang banyak melahirkan ulama besar. Bahkan pemimpin bangsa di antaranya Kiyai Idham Khalid yang sekarang menjadi Pahlawan Nasional.
Setelah diputuskan, sambil menunggu keputusan dari pengurus besar, panitia bekerja keras secara maraton. Baik penanggung jawab Konferwil maupun seteering comite dan organising comite dengan Job desk yang sudah dibagikan walaupun prinsipnya kerja bersama.
Pucuk cinta ulan pun tiba. Pengurus besar menyetujui rencana usulan waktu dan tempat yang diajukan oleh pengurus wilayah Nahdlatul Ulama Kalimantan Selatan untuk dilaksanakan Konferwil pengurus wilayah Nahdlatul ulama IX ke-9.
Organizzing comite yang dikomandoi oleh Berry Nahdiyan Furqon dengan penuh semangat dan bekerja dengan tulus ikhlas. Ia mengkoordinir semua koodinator.
Dimulai dari kordinator acara, kordinator keamanan, kordinator bidang persidangan, koordinator bidang Ahlul Hali Wal aqdi, koodinator Bahtsul Masail, koordinator tamu undangan, koordinator kesehatan, koordinator konsumsi, koordinator kesekretariat, koordinator akomodasi perlengkapan dan transportasi.
Steering Comite yang dikomandoi oleh Al-Fakir Ilallah Nasrullah. AR karna diberi tanggung jawab seluruh materi juga dikerjakan secara intens dimulai dari Rundown, tata tertib Konferwil termasuk memuat syarat calon.
Di antaranya tidak pernah bermasalah hukum seperti disebut namanya di sidang Tipikor, draft komisi A yang membahas organisasi, draft komisi B yang membahas program kerja, dan draft komisi C yang membahas rekomendasi atau tausyiah.
Lalu ditambah dengan Bahtsul Masail, berikut deskripsinya yang poin pembahasannya atau masalah yang dirumuskan masalah digitalisasi, kriminalisasi dan persoalan lingkungan.
Rangkaian Konferwil pun dimulai dari hari kamis registrasi berjalan sesuai dengan rundown. Puncak event pun dilaksanakan pada malam Jum’at, yaitu gema sholawat bersama Habib Zulfikar Basyaiban Al idrisi dan Veve Zulfikar.
Pagi Jum’at diisi dengan acara pembukaan yang luar biasa sakral dan meriah yang dihadiri oleh tokoh dan ulama sepuh se-kalimantan selatan. Salah satunya Prof.DR.KH.Sabran Affandi, Ahli Hadits lulusan Universitas Ummul Quro Mekkah.
Sekitar pukul 14.00 Wita, Ketua Steering comite dan Organizzing Comite, Rais Syuriah,K etua Tanfidziyah dan utusan PBNU KH.Mukri bersama KH.Salahuddin KH.M.Tamrin bermaksud membuka sidang pleno pertama.
Dalam rangka pengesahan materi Konferwil tidak ada sidang sama sekali karna steering Comite melakukan verifikasi faktual layak tidak Konferwil, dilanjutkan jika ada menyebut ada sidang dipastikan orang tersebut ngarang alias asal bunyi.