“Bahkan semasa kecil, saat keluar rumah, aku selalu saja mendapati paku-paku yang bertebaran di jalan. Aku pungut satu per satu, ada saja ketemu. Sampai ibu heran, bertoples-toples yang kukumpulkan dari jalanan,” ceritanya.
Sampai ia berpikir, entah apakah gara-gara perlakuannya itu, lebih dari setahun bahkan bertahun-tahun, ia tak pernah mengalami bocor ban saat berkendara. Peristiwa yang kadang bagi sebagian kita, adalah rutinitas dan biasa lah. Ada saja kendala bocor ban di momen tertentu.
“Ya, siapa tahu, alam semesta adalah cerminan terhadap apa yang sudah kita lakukan, atau bahkan kita pikirkan,” saya menambahkan.
Sampai di jeda itu, saya mengingat pelajaran lama dari seorang ustaz, mengutip dari hadits yang berbunyi: “Saat seorang pria sedang berjalan, tiba-tiba ia mendapati sebuah dahan berduri yang menghalangi jalan. Kemudian ia menyingkirkannya. Maka Allah bersyukur kepadanya dan mengampuni dosa-dosanya,” (HR al-Bukhari).
Saya kira, apa yang dilakukan teman tadi adalah satu dari 70 cabang iman sebagaimana pernah dijelaskan rasul kepada umatnya. Seketika, seorang teman menyelekit di tengah perbincangan.
“Damn! Pantas skripsiku mandeg, buntu sekali kupikir. Judulnya ‘Akhlak Terhadap Lingkungan’. Tapi sampah tadi siang belum kubuang ke tempat sampah,” ia menyolot dan beranjak dari tempat duduk. []